Rabu, 25 Agustus 2010

Faktor risiko dan gejala


Belakangan, stroke tidak hanya menyerang orang yang sering atau sedang sakit, tapi bisa juga dialami oleh mereka yang secara fisik tampak sehat. Bahkan, orang yang rajin berolahraga pun bisa mengalaminya. Itu, antara lain, akibat mutu stres yang makin tinggi dan dampak sarana hidup yang kian modern.

Mengenai faktor risiko, ada beberapa faktor risiko stroke yang tidak dapat dikontrol. Misalnya, riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung, faktor usia, dan jenis kelamin. Dibandingkan laki-laki, perempuan lebih rentan terserang stroke. Orang yang berusia di atas 55 tahun juga lebih berisiko mengalami stroke dibanding mereka yang berusia lebih muda.

Selain itu, ada sejumlah faktor risiko yang bisa dicegah. Semisal, mengidap penyakit diabetes mellitus, sering meminum alkohol, kadar kolesterol tinggi, kurang berolahraga, tekanan darah tinggi,

merokok, dan kegemukan (obesitas). Resiko terserang stroke akan meningkat dengan adanya faktor-faktor tersebut.

Selain faktor risiko, stroke juga memiliki sejumlah gejala, antara lain: mengalami gangguan gerak sehingga tak mampu untuk mengambil gelas, menggosok gigi, atau memasang kacing dengan sempurna. Dalam tingkat yang lebih parah, terjadi lumpuh total yang bisa menimpa tiap organ gerak, termasuk bibir, wajah, dan mata.

Gejala stroke juga bisa tampak dari gangguan rasa, seperti pada sebelah anggota badan, dari yang ringan (kesemutan) sampai yang berat (baal). Gangguan kesadaran juga bisa terjadi, misalnya mudah mengantuk sampai tampak seperti koma. Demikian juga dengan gangguan verbal, baik karena organ bicara yang rusak maupun daya ingat yang turun, misalnya dalam bentuk tidak bisa mengeluarkan kata dan menangkap arti.

Setelah serangan yang pertama, stroke terkadang bisa terjadi lagi dengan kondisi yang lebih parah. Ini umumnya terjadi pada penderita yang kurang kontrol diri, atau bisa jadi sudah merasa puas setelah mengalami penyembuhan (pasca stroke yang pertama) sehingga tidak lagi memeriksakan diri. Padahal, jika stroke sampai berulang, artinya terjadi perdarahan yang lebih luas di otak sehingga kondisinya bisa lebih parah dari serangan pertama. Riset menunjukkan, di antara orang-orang yang pernah mengalami stroke, sekitar 40 persen di antaranya akan mengalami stroke berulang dalam waktu lima tahun.

Lalu, apa yang perlu dilakukan untuk mencegah terulangnya serangan stroke?

Yang pertama, hindari faktor risiko.

Jalani pola hidup dan pola makan sehat, misalnya dengan berolahraga secara teratur dan hindari makanan berkolesterol tinggi. Usahakan kadar kolesterol darah selalu dalam batas normal. Sediakan Hydroxygen Plus untuk membantu meningkatkan ketersediaan oksigen ke dalam sel tubuh anda. Penelitian in vivo yang dipimpin Loretta P. Mayer et al dari Nothern Arizona Univ. memperlihatkan bahwa Hydroxygen Plus mampu mengurangi perkembangan plak penyebab penyumbatan. Dan uji klinis pendahuluan terhadap produk ini yang dilakukan oleh Gary J. Shima M.D.dari Health and Longevity Institute, USA, terhadap 12 wanita 5 pria menunjukkan tingkat kolesterol total tercatat menurun pada 7 subjek, tetap sama pada 1 subjek, dan meningkat sedikit pada 2 subjek. 5 subjek menunjukkan peningkatan tingkat HDL dan penurunan tingkat LDL, serta rasio risiko kardio CHOL/HDL yang rendah. Sedangkan Silica Plus untuk membantu memperkuat jaringan tubuh termasuk pembuluh darahnya. (dari berbagai sumber).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar